09 June, 2014

Padang dan Bukittinggi

 

Padang

Bandara Internasional Minangkabau, Padang
Cita-cita sejak awal adalah mencoba masakan Padang di tempat asalnya, ternyata tiba di Padang sudah lewat jam makan siang, sehingga saya langsung meeting. Baiklah, masakan Padangnya untuk makan malam saja.

Selesai meeting, saya sempatkan keliling-keliling untuk melihat kota Padang dan mengunjungi kantor cabang serta showroom Lejel sebelum kembali ke hotel.

Ternyata rencana makan masakan padang belum bisa terwujud karena tuan rumah mengajak makan malam di pinggir pantai dengan menu ikan bakar. Walaupun tidak sesuai dengan cita-cita, tetapi sama sekali tidak menyesal karena masakannya enak. Walaupun bukan restauran Padang, tetap masakan padang juga namanya, karena sedang di Padang.


Bukittinggi

Jam Gadang, Bukittinggi
Hari ke dua di Padang, saya berangkat ke Bukittinggi pagi-pagi karena ada meeting pukul 11:00 dengan stasiun TV di Bukittinggi.

Atas usul pengemudinya, di tengah perjalanan saya sempat mampir di Sate Padang Mak Syukur. Saya baru tahu kalau "sistemnya" sama dengan rumah makan Padang. 

Setelah bersusah payah menghabiskan tumpukan sate sambil menggerutu dalam hati karena pengemudi saya hanya mengambil kurang dari sepuluh tusuk, sementara sisanya masih banyak, di mobil saya bilang ke pengemudi, kenapa cuman ambil sedikit, jadinya saya kekenyangan menghabiskan 20 tusuk lebih.. Pengemudinya justru menjawab, "Saya kira Bapak doyan sekali, khan kita cuman perlu bayar yang kita ambil?" Nah? Padahal kalau di Rumah Makan Sederhana, bukankah satenya per porsi? Kenapa di sini per tusuk?

No comments:

Post a Comment