12 June, 2014

Pangkal Pinang

Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka
Bagi saya, ada yang istimewa di Pangkal Pinang. Almarhumah nenek saya adalah orang Palembang, tetapi lahir di Koba, sekitar 60 kilometer dari Pangkal Pinang. Saya sempatkan mengunjungi Koba, sekedar ingin tahu tempat kelahiran beliau. Walaupun saya tidak tahu tempat pastinya, asalkan sudah pernah mengunjungi daerahnya, bagi saya sudah cukup.

Ada satu kenangan di Pangkal Pinang. Pada waktu itu, awal-awal bekerja di Lejel, setiap business trip, saya selalu pergi bersama sahabat saya - John. Dia warga negara Korea, nama aslinya Sin Jung Ho, tetapi sudah lama tinggal di Indonesia. Bahasa Indonesia-nya sudah sangat fasih dan dia memahami budaya Indonesia.

Malam itu, setelah selesai makan malam, John berkata kepada saya bahwa dadanya sesak dan sulit bernafas. Saya tahu, John memang menderita asma. Saya tawarkan, apakah mau saya antar ke rumah sakit, dan dia bilang iya, agar sekaligus bisa memeriksakan kaki kanan saya yang bengkak karena terkilir di bandara saat kita tiba tadi siang.

John menunggu penanganan di Rumah Sakit
Dengan menyewa kendaraan hotel, malam itu kami berdua ke rumah sakit. Di UGD RS. Bakti Timah, John dirawat dengan diberi oksigen, sementara saya hanya mendapat salep serta harus menggunakan perban elastis untuk kaki saya yang lumayan bengkaknya.

Semuanya berakhir dengan baik pada malam itu, bahkan kami masih sempat terbang ke beberapa kota lainnya sebelum kembali ke Jakarta.

Saya menyebutnya sebuah kenangan karena beberapa bulan kemudian, sahabat saya John, meninggal dunia karena serangan jantung saat saya sedang melakukan business trip ke Kendari.


No comments:

Post a Comment